Budidaya perikanan di lahan perbukitan Nanggulan dan kawasan sekitarnya yang dirintis oleh pokdakan Argomino beberapa waktu lalu kini telah berkembang cukup pesat. Penerapan teknologi tepat-guna dan ramah lingkungan pun terus dikembangkan. Bimbingan bagi masyarakat sekitar pun dilaksanakan dalam berbagai kesempatan baik melalui forum diskusi warga, pertemuan anggota kelompok hingga pelatihan budidaya. Hasilnya mulai tampak, warga masyarakat yang semula cenderung bersikap pasif kini tergerak untuk turut serta mengembangkan potensi lahan sekitarnya menjadi lebih produktif melalui budidaya perikanan. Hingga saat ini tercatat tak kurang dari
300 kolam budidaya yang telah berhasil dikembangkan bersama warga setempat, tersebar di berbagai tempat baik di ladang, kebun-kebun bahkan juga di pekarangan (halaman rumah).
300 kolam budidaya yang telah berhasil dikembangkan bersama warga setempat, tersebar di berbagai tempat baik di ladang, kebun-kebun bahkan juga di pekarangan (halaman rumah).
Salah satu inovasi budidaya yang berhasil dikembangkan oleh pokdakan Argomino adalah berupa media pemeliharaan benih ikan sejenis keramba apung yang dibentuk dari bahan terpal, jaring dan kain hafa serta beberapa batang bambu sebagai kerangka dan penopangnya. Pengembangan model keramba apung ini bermula dari kenyataan masih tingginya tingkat kematian benih ikan gurame saat pendederan (setelah benih ikan dipindahkan dari bak penetasan) yang kerap kali dialami oleh warga setempat beberapa waktu lalu. Selain itu terdorong pula oleh kebutuhan akan adanya media pemeliharaan benih ikan gurame yang lebih hemat dalam pemakaian air baku yang ketersediaannya memang sangat terbatas.
Di kawasan perbukitan seperti halnya desa Tanjungharjo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulon Progo ini, kematian benih ikan umumnya disebabkan oleh perbedaan suhu yang cukup signifikan saat siang dan malam hari. Seperti diketahui, suhu air merupakan faktor penting yang harus selalu dijaga kestabilannya agar kesehatan benih ikan yang masih dalam taraf awal pertumbuhan tidak terganggu. Benih ikan gurame umumnya sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, serangan penyakit dan hewan-hewan pemangsa. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkanlah suatu wadah (tempat) pemeliharaan benih yang sederhana, murah, hemat air namun tetap efektif dalam melindungi benih ikan gurame yang sedang berkembang.
Setelah melalui serangkaian uji coba akhirnya diperoleh model yang paling sesuai untuk diterapkan penggunaannya oleh warga setempat. Model keramba sederhana (yang oleh Pak Hardi diberi nama 'markafa') ini kemudian banyak digunakan oleh warga sekitar nya. Dikatakan sederhana karena sejak awal markafa memang dirancang agar dapat dibuat sendiri oleh warga setempat dengan memanfaatkan semaksimal mungkin bahan-bahan alami yang tersedia.
Dengan kesederhanaannya, markafa ternyata mampu menjadi solusi tepat bagi warga setempat khususnya yang memilih menekuni usaha pembenihan. Terbukti setelah menggunakan markafa kini nilai SR (survival rate) rata-rata benih ikan yang dipelihara oleh warga dapat meningkat hingga mencapai angka 90-an %. Dengan perlakuan dan cara pemeliharaan yang lebih teliti dan terkontrol, beberapa warga lainnya bahkan mampu mencapai nilai SR diatas 95%. Kini penggunaan markafa telah semakin meluas tidak saja di desa Tanjungharjo namun juga di desa-desa lain di sekitarnya. Keunggulan markafa memang tidak hanya terjangkau biaya pembuatannya namun juga mudah dalam penggunaan maupun perawatannya.
Kepiawaian dalam manajemen dan pengelolaan air baku serta pilihan untuk menggunakan bahan terpal (tarpaulin) sebagai media pemeliharaan ikan ternyata menjadi kunci keberhasilan pokdakan Argomino dalam pengembangan usaha budidaya perikanan di atas lahan perbukitan yang terkenal kering ini. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa kawasan perbukitan yang dahulu hanya dikenal sebagai lahan kering dengan ketersediaan air begitu minim kini telah menjadi salah satu sentra perbenihan ikan gurame yang dapat diandalkan bagi Kabupaten Kulon Progo, DIY. [admin].
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon cantumkan nama anda, email bersifat optional (bisa disertakan/tidak) saat menuliskan pesan, kesan ataupun komentar. Terimakasih atas kunjungan anda ke blog kami :-)